Sabtu, 13 Juli 2013

mengenali kecerdasan anak usia 0-1 tahun

 

 

Peranan Bermain dalam Memfasilitasi Perkembangan Anak Usia 0-1 Tahun


Bermain merupakan tahap awal dari proses belajar pada anak yang dialami hampir semua orang. Melalui kegiatan bermain yang menyenangkan, seorang anak berusaha untuk menyelidiki dan mendapatkan pengalaman yang banyak. Baik pengalaman dengan dirinya sendiri, orang lain maupun dengan lingkungan di sekitarnya. Dalam kegiatan bermain mempunyai beberapa peran yang dapat mengembangkan perkembangan anak berbasis multiple intelligences diantaranya:
  1. Kecerdasan linguistik
Kecerdasan linguistik menurut amstrong (2002:2) berpendapat bahwa kecerdasan linnguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata atau kemampuan dalam menggunakan kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Kecerdasan ini memiliki 4 ketrampilan yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.
Cara untuk mengembangkan kecerdasan linguistik pada anak usia 0-1 tahun antara lain dapat dilakukan dengan cara:
  1. Mengajak anak berbicara sejak bayi, anak memiliki pendengaran yang baik sehingga sangat dianjurkan berkomunikasi dan menstimulasi anak dengan mengajaknya berbicara
  2. Membacakan cerita atau mendongeng sebelum tidur atau dapat dilakukan kapan saja sesuai situasi dan kondisi
  3. Memperdengarkan dan memperkenalkan lagu anak-anak
    1. Kecerdasan logika matematika
Kecerdasan logis matematika yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan pengolahan angka kemahiran menggunakan logika atau akal sehat kemampuan menghitung dan kemampuan memecahkan masalah.
Ciri-ciri adalah  dapat mencerna laporan, suka menganalisis dan membuat hipotesa, mampu menjelaskan masalah secara logis, mampu menghubungkan sebab akibat, menyukai pelajaran yang berhubungan dengan angka (wahdah.or.id).
  1. Kecerdasan visual spasial
Kecerdasan spasial yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk memahami apa yang dilihat, kemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam karena seseorang atau menciptakannya secara nyata maupun di atas kertas. Contoh arsitek designer.
Ciri-cirinya adalah :
  1. Suka membuat dan mempelajari peta, table, diagram, dan skema
  2. Senang membuat corat coret atau sketsa
  3. Suka menjelaskan sesuatu dengan menggunakan gambar denah atau gambar lainnya (wahdah.or.id).
  4. Kecerdasan kinestetik
Menurut amstrong (2002:3) berpendapat bahwa kecerdasan kinestetik atau kecerdasan fisik adalah suatu kecerdasan dimana saat menggunakannya seseorang mampu atau terampil menggunakan anggota tubuhnya untuk melakukan gerakan seperti berlari, menari, membangun sesuatu, melakukan kegiatan seni dan hasta karya.
Cara mengembangkan kecerdasan kinestetik anak adalah dengan kegiatan latihan ketrampilan fisik. Dengan latihan ketrampilan fisik anak akan dapat berkembang fisik motoriknya, seperti merangkak, belajar berdiri, dan mulai dapat melangkan kakinya.
  1. Kecerdasan musikal
Aenurut amstrong (2002:3) berpendapat bahwa kecerdasan musikal adalah kemampuan memahami aneka bentuk kegiatan musikal, dengan cara mempersepsi (penikmat musik), membedakan (kritikus musik), mengubah (komposer) dan mengekspresikan (penyanyi).
Stimulasi untuk kecerdasan musikal adalah ajak anak belajar menyanyikan lagu-lagu walaupun anak belum mengikuti syair lagu yang dinyanyikan.
  1. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain, kecerdasan ini amat penting bagi keberhasilan dalam hidup karena banyak aspek kehidupan yang melibatkan interaksi dengan orang lain. Ciri-cirinya adalah :  banyak teman, suka berkonsolidasi, aktif dalam kegiatan kelompok, suka mampu dan mengajari (wahdah.or.id).
  1. Kecerdasan Intrapersonal
Menurut amstrong (2002:4) berpendapat bahwa kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan seseorang untuk berfikir secara reflektif, yaitu mengacu kepada kesadaran reflektifmenganai perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. Adapun kegiatan yang mencakup kecerdasan ini adalah berfikir, meditasi, bermimpi, berdiam diri, merenung, menyendiri.
  1. Kecerdasan naturalis, berkaitan dengan kepekaan dalam mengapresiasi alam dan lingkungan sekitar (Inspirasiku.com).

  1. Kecerdasan spiritual
Zohar dan Marshall (2001:3-4) beranggapan bahwa kecerdasan spiritual dapat diartikan sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memcahkan persoalan makna dan nilai. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan dalam memandang makna atau hakikat kehidupan ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk tuhan Yang Maha Esa yang berkewajiban menjalankan semua perintahnya dan menjauhi semua larangannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa setiap anak mempunyai kemampuan atau potensi untuk bisa cerdas, yaitu multiple intelligences yang ada pada mereka. Seluruh potensi yang ada pada diri anak yang harus dikembangkan dan dioptimalkan. Ketika ada anak yang bermasalah dengan perkembangannya harus segera ditindak lanjuti.  Tugas penulis, orangtua maupun guru sebagai pendidik adalah berusaha sebaik mungkin untuk menemukan dan mengembangkan sebanyak mungkin kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing anak yang dapat mendukung kemampuan kreativitasnya.


  1. D.   Relevansi Permainan
Relevansi permainan kegiatan bermain “Mainan Bingkisan Kivilisik” ditinjau dari perkembangan anak usia dini menghasilkan kesesuaian antara kegiatan “Mainan bingkisan” dengan tugas perkembangan anak. Menurut Havighurts tugas-tugas perkembangan pada anak bersumber pada tiga hal, yaitu: kematangan fisik, rangsangan atau tuntutan dari masyarakat dan norma pribadi mengenai aspirasi-aspirasinya. Tugas-tugas perkembangan tersebut adalah sebagai berikut: tugas-tugas perkembangan anak usia 0-6 tahun, meliputi belajar memfungsikan visual motoriknya secara sederhana, belajar memakan makanan padat, belajar bahasa, kontrol badan, mengenali realita sosial atau fisiknya, belajar melibatkan diri secara emosional dengan orang tua, saudara dan lainnya, belajar membedakan benar atau salah serta membentuk nurani (duniapsikologi.com).
Sedangkan menurut Erikson dalam bukunya Childhood and Society, Erikson membagi fase dan tugas perkembangan, sebagai berikut: masa bayi (0 – 1 ½ tahun) à pada masa ini disebut sebagai masa saat kepercayaan harus ditanamkan, masa si anak harus belajar bahwa dunia merupakan tempat yang baik baginya, dan masa ia belajar menjadi optimis mengenai kemungkinan-kemungkinan mencapai kepuasan (edukasi.kompasiana.com).
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tugas perkembangan anak usia 0-1 tahun meliputi kematangan fisik anak, misalnya dengan cara belajar mengambil atau memegang makanan atau benda. Pada usia 0-1 tahun khususnya usia 6-9 bulan dalam kegiatan bermain menggunakan “Mainan Bingkisan Kivilisik” anak diusahakan mulai menjauhkan tangan anak dari mulut. Maksudnya supaya anak mulai mengurangi memasukkan semua benda ke dalam mulutnya, karena sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia 6-9 bulan yang biasanya sudah mulai dapat mengambil dan membuang benda menggunakan tangannya. Sedangkan belajar berbahasa. Pada anak usia 0-1 tahun khususnya usia 6-9 bulan perkembangan bahasa atau cakap anak dapat berkembang melalui bermain “Mainan Bingkisan Kivilisik” untuk merangsang anak bersuara atau berteriak bila tidak senang sebagai cara lain dari pada menangis.



PROFIL PERMAINAN
  1. A.  Identitas Permainan
Kegiatan bermain ini diberi nama “mainan bingkisan kivilisik”. Maksudnya, mainan bermakna alat untuk bermain bingkisan artinya sebuah kotak untuk membungkus mainan, dan kivilisik merupakan kepanjangan dari kinestetik, visual spasial, linguistik dan musik.

  1. B.  Tujuan
Kegiatan bermain “Mainan Bingkisan Kivilisik”ini mempunyai tujuan untuk mengembangakan beberapa aspek perkembangan anak diantaranya dari segi fisik anak bisa duduk dengan bantuan dan mencoba merangkak. Dari segi bahasa anak mulai merespon bila dipanggil namanya dan mengoceh saat bermain. Sedangkan dari segi seni dapat mendengarkan suara-suara disekitarnya.
  1. C.  Manfaat
Kegiatan bermain atau permainan “Mainan Bingkisan Kivilisik” ini mempunyai beberapa manfaat bagi anak yang antara lain:
  1. Dengan kegiatan bermain ini kecerdasan kinestetik anak akan Berkembang melalui kegiatan mengambil, meraih,nmemegang dan melempar bingkisan menggunakan tangan anak.
  2. Mengembangkan visual spasial anak
Dengan kegiatan bermain ini, kecerdasan visual spasial anak akan berkembang melalui kegiatan melihat warna dan bentuk gambar, mengamati gerak benda yang dipegangnya.
  1. Mengembangkan linguistik anak
Dengan kegiatan bermain ini kecerdasan linguistik anak akan berkembang melalui kegiatan guru mengajak anak berbicara, dan anak menjerit ketika kegiatan bermain.
  1. Mengembangakan musik anak
Dengan kegiatan bermain ini kecerdasan musikal anak akan berkembang melalui kegiatan anak diajak bernyanyi oleh guru sebelum kegiatan bermain atau selama kegiatan bermain.

  1. D.  Peralatan yang Dibutuhkan
Peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan bermain atau permainan “Mainan Bingkisan Kivilisik”  ini adalah antara lain:
  1. Kotak berwarna-warni
kotak yang setiap sisinya berbeda warnanya yang berisi dakron atau spons dan sebuah kotak kecil. Kotak ini digunakan untuk menyimpan mainan yang bisa terlempar dan dapat diraih anak.




  1. Kue
Kue untuk diletakkan di dalam kotak.





  1. E.  Aturan Permainan
Aturan permainan dalam kegiatan bermain atau permainan “Mainan Bingkisan”  ini tidak ada karena anak masih berusia dibawah 1 tahun sehingga anak belum bisa di ajak untuk membuat dan melaksanakan peraturan yang dibuat. Jadi dalam kegiatan ini anak diberikan alat permainan supaya anak bisa memainkan alat permainan itu sebisa mungkin.

  1. F.  Setting Permainan
Setting permainan dalam kegiatan bermain “Mainan Bingkisan”  ini tidak ada dikarenakan kegiatan bermain bagi anak usia 0-1 tahun masih bersifat individual dan asal anak mau bermain dengan senang serta anak usia 0-1 tahun masih belum bisa diajak berkomunikasi dengan baik.















  1. G.  Skenario Permainan
Skenario permainan yang disusun untuk kegiatan bermain “Mainan Bingkisan Kivilisik”  ini adalah:
  1. Menyiapkan alat bermain untuk anak sambil mengajak anak berkomunikasi menggunakan bahasa bayi supaya anak senang terlebih dan tidak menangis.
  2. Memperlihatkan alat permainan kepada anak.
  3. Memperlihatkan cara menggunakan mainan di depan anak sehingga anak akan memperhatikan (jika anak mau).
  4. Memberikan alat permainan kepada anak.
  5. Biarkan anak bermain sendiri sampai anak menemukan benda didalam mainan bingkisan kivilisik.
  6. Setelah anak bermain dan sukses mencapai tujuan dan mendapatkan benda didalam mainan bingkisan, anak mendapat hadiah kue.


VALIDASI PERMAINAN

  1. A.   Pengertian Validasi
Validasi adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan. Validasi juga aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Oleh karena itu, tidak ada validitas yang berlaku umum untuk semua tujuan pengukuran. Suatu alat ukur biasanya hanya merupakan ukuran yang valid untuk satu tujuan yang spesifik. Dengan demikian, anggapan valid seperti dinyatakan dalam “alat ukur ini valid” adalah kurang lengkap. Pernyataan valid tersebut harus diikuti oleh keterangan yang menunjuk kepada tujuan (yaitu valid untuk mengukur apa), serta valid bagi kelompok subjek yang mana (violetatniyamani.blogspot.com).

  1. B.   Tujuan Validasi
Tujuan validasi adalah untuk menghasilkan hasil analisis yang paling baik. Untuk memperoleh hasil tersebut, semua variabel yang terkait dengan metode analisis harus dipertimbangkan seperti prosedur pengambilan sampel dan tahap penyiapan sampel.

  1. C.   Validator
Dalam pelaksanaan validator tersebut penulis menggunakan responden sebagai validator meliputi:
  1. Ahli model permainan adalah dosen yang memiliki kompetensi dibidang pembelajaran anak usia dini, dalam hal ini diharapkan dapat memberikan penjelasan dan penilaian yang objektif tentang permainan yang divalidasi.
  2. Ahli Materi
Ahli materi guru atau kepala PAUD  yang memiliki kompetensi terhadap bidang pengembangan anak usia dini. Yang berperan sebagai ahli materi permainan.
  1. Audien
Audien yang digunakan dalam validasi ini adalah orang tua dari anak yang melakukan permainan.
  1. D.   Proses Validasi
Proses validasi yang pertama dilakukan adalah dengan menyiapkan hasil vidio dari permainan “Mainan Bingkisan Kivilisik” yang telah dipraktekkan kepada anak usia 0-1 tahun untuk diperlihatkan kepada ahli model permainan dan mengisi angket yang telah disiapkan. Kemudian pengisian angket oleh kepala PAUD sebagai ahli materi serta audien atau orang tua dari anak yang telah melihat pelaksaan dari permainan tersebut.

  1. E.   Instrumen
Instrumen merupakan alat untuk mendapatkan atau memperoleh data yang diinginkan tentang kegiatan bermain “Mainan Bingkisan”. Dalam kegiatan bermain “Mainan Bingkisan” ini penulis menggunakan instrumen berupa angket dan observasi.

  1. F.   Teknik Analisis Data
Pengolahan data dari hasil pengisian angket tersebut menggunakan analisis dengan rumus:

Keterangan:
: skor rata-rata
N            : jumlah soal
n             : jumlah jawaban masing-masing option a, b, c, d
1, 2, 3, 4  : bobot masing-masing option a, b, c, d
Kategori penyekoran jawaban sebagai berikut:
a = 4                                              c = 2
b = 3                                             d = 1

Prosentase keseluruhan aspek responden dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan :
: skor rata-rata responden
: prosentase jumlah seluruh responden
N  : jumlah responden
Setelah analisis data yang dilakukan, dilanjutkan dengan interpretasi data yaitu menentukan ukuran validasi permainan yang divalidasi dengan kriteria dari ahli model pembelajaran, ahli materi, dan audien.

Penyajian Data Prosentase Tingkat Kevalidan
Rentang nilai
Kategori
Bobot
Keterangan
80% – 100%
Sangat Valid
4
Bisa digunakan tanpa revisi
70% – 79%
Valid
3
Bisa digunakan dengan revisi
60% – 69%
Kurang Valid
2
Bisa digunakan dengan sebagian revisi
0% – 59%
Tidak Valid
1
Tidak layak digunakan



HASIL VALIDASI
  1. A.  Paparan Hasil Validasi
Dari hasil validasi yang dilaksanakan kepada ketiga responden dapat dipaparkan sebagai berikut:
  1. Ahli model permainan
Hasil validasi yang dilaksanakan kepada ahli model permainan dalam hal ini adalah Bu Errifa Susilo, S.Pd, M.pd dengan mengisi angket menghasilkan nilai bahwa kegiatan bermain “mainan bingkisan Kivilisik” untuk anak usia 0-1 tahun adalah 87,5%, yang dikategorikan sangat valid. Yaitu bisa digunakan tanpa revisi.
  1. Ahli materi
Hasil validasi yang dilakukan kepada ahli materi dalam hal ini adalah Ibu kepala Sekolah PAUD dengan mengisi angket menghasilkan nilai bahwa kagiatan bermain “mainan Bingkisan Kivilisik” untuk anak usia 0-1 tahun adalah 85,4%, yang dikategorikan sangat valid. Yaitu bisa digunakan tanpa revisi.
  1. Audien
Hasil validasi yang dilakukan kepada audien dalam hal ini angket di isi oleh pengasuh TPA menghasilkan nilai bahwa kegiatan bermain “minan Bingkisan Kivilisik” untuk anak usia 0-1 tahun adalah 87,5%, yang dikategorikan sangat valid. Yaitu dapat digunakan tanpa revisi.
  1. B.  Pembahasan
Dari paparan hasil validasi yang telah disebutkan di atas, dapat dinyatakan bahwasanya kegiatan bermain dan alat permainan “Mainan Bingkisan Kivilisik” cocok dan dapat digunakan dan diterapkan untuk anak usia dini khususnya anak usia 0-1 tahun. Hal ini terlihat dan terbukti dari hasil validasi yang diperoleh dari ahli model permainan menyatakan bahwa kegiatan bermain ini sangat valid, sedangkan hasil dari ahli materi menyatakan bahwa hasilnya sangat valid, kenudian hasil dari audien yang diisi oleh pengasuh TPA anak menyatakan bahwa hasilnya juga sangat valid. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa kegiatan bermain “Mainan Bingkisan Kivilisik” ini sangat valid dan dapat digunakan tanpa revisi.
  1. C.  Perbaikan Permainan
Perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kegiatan bermain “Mainan Bingkisan Kivilisik” adalah sebagai berikut:
  1. Anak diajak menari dengan diiringi musik
  2. Memperlihatkan alat permainan kepada anak.
  3. Memperlihatkan cara menggunakan mainan di depan anak sehingga anak akan memperhatikan (jika anak mau).
  4. Memberikan alat permainan kepada anak.
  5. Biarkan anak bermain sendiri sampai anak menemukan benda didalam mainan bingkisan kivilisik.
  6. Setelah anak bermain dan sukses mencapai tujuan dan mendapatkan benda didalam mainan bingkisan berupa kue.


BAB VI
PENUTUP
  1. A.  Kesimpulan
Paparan di atas menjelaskan bahwa perkembangan anak usia 0-1 tahun mempunyai beberapa karakteristik yang antara lain Pekembangan fisik anak usia 0 – 1 tahun secara umum Tak ada yang bisa diperbuat bayi berusia satu bulan selain menangis. Tapi lambat-laun, seiring perkembangan kemampuannya, dia mulai bisa menggapai-gapai mainan yang tergantung di atas boksnya. Bayi belajar mengoordinasikan mata dan tangannya, hingga dia bisa meraih mainan itu. Anak usia 2 bulan masih mulai mengenal tangan dan kakinya untuk bermain. Selanjutnya untuk Usia 3-5 bulan sudah mulai dapat menggunakan anggota tubuhnya untuk menahan kepala dengan stabil, dapat mengangkat kepala sejajar badannya ketika diberi rangsangan untuk posisi duduk, hingga akhirnya anak akan mulai bisa duduk sendiri. Memasuki bulan ke 7-8 anak mulai bisa bermain sambil duduk tanpa terjatuh, dan anak mulai mencoba  merangkak. Bersamaan dengan ini, anak dapat melepas sesuatu dengan sengaja, anak akan mengambil benda kemudian melemparnya. Di usia ke 9 anak mulai dapat menggunakan jarinya lebih kuat untuk mencubit atau lebih terkoordinasi dengan baik. Menjelang bulan ke 10 hingga mencapai 1 tahun anak mulai dapat berdiri hingga berjalan sedikit demi sedikit.
Dari tugas perkembangan tersebut maka disusunlah sebuah buku tentang kegiatan bermin yang cocok untuk anak usia 0-1 tahun sesuai dengan tugas perkembangannya dan bisa digunakan sebagai rujukan untuk kegiatan bermain anak.
  1. B.  Saran
    1. Untuk pendidik dan pengasuh TPA semoga buku ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang kegiatan bermain yang sesuai dengan usia anak.
    2. Untuk para pembaca semoga buku ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kegiatan bermain anak dan dapat dijadikan acuan untuk kegiatan bermain anak yang sesuai dengan usianya.
    3. Untuk para mahasiswa semoga penyusunan buku ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kegiatan bermain anak yang sesuai dengan usianya.



DAFTAR RUJUKAN
Prof.Dr.Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. dan Drs.Anwar Syah.1997/1998.Psikologi Perkembangan.PT Karya Unipres:Jakarta.
Su Laurent dan Peter Reader. 2009. Ensiklopedia perkembangan Bayi. Erlangga: Jakarta.
Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono. 2010. Bermain kreatif. PT indeks: Jakarta.